Aku berasal dari sebuah keluarga yang sama sekali tidak mengenal Kristus. Karena berasal dari keluarga yang berada, aku tidak pernah ambil pusing dengan masalah keuangan sehingga aku menjalankan gaya hidup yang suka bersenang-senang dan berfoya-foya. Semua orang takut padaku karena aku tidak segan-segan menghajar bahkan membunuh mereka yang mencari masalah denganku.
Rumah Tangga Yang Hancur
Istriku Melakukan Aborsi
Disaat-saat ia menahan rasa sakit luka-luka memar akibat pukulan-pukulanku dan juga luka bekas aborsi beberapa waktu lalu, ia dikagetkan karena ternyata janin itu masih ada dalam kandungannya. Namun karena keadaan terus menekannya, sekali lagi ia berusaha menggugurkan kandungannya dengan meminum jamu-jamu dan obat-obat tertentu. Namun keputusannya ini harus disesali kami berdua sampai sekarang ini. Karena tindakannya tersebut telah menyebabkan lahirnya seorang anak yang cacat tubuh dan mental. Kami memutuskan untuk membuangnya ke sebuah panti rehabilitasi khusus yang menangani anak-anak cacat mental.
Kesempatan Untuk Bertobat
“Tuhan Yesus, aku sadar kini betapa hancur dan berdosanya kehidupanku …Saat kubuka hati, biarlah kiranya Engkau masuk ke dalam hatiku dan menjamah serta memulihkanku… Aku berjanji mulai saat ini aku akan berbalik dari jalanku yang jahat kepada kehidupan yang Kau ingini untuk aku jalani bersama Engkau dalam tiap langkah kehidupanku…”
Dan saat itu aku tiba-tiba menangis, sesuatu yang tidak pernah dialami oleh seorang preman sepertiku, karena menyadari betapa berdosanya hidupku ini. Yang aku tahu saat itu bahwa aku begitu dekat dengan telinga Tuhan dan Ia telah mendengar dengan jelas seruan pertobatanku saat itu.
Rumah Tanggaku Dipulihkan
Setelah kejadian malam itu, timbul keberanianku untuk memutuskan sesuatu yang dulu sangat bertentangan dengan prinsip hidupku. Aku memutuskan untuk beribadah ke gereja setiap minggunya. Pertama kali aku menginjakkan kakiku dalam gedung gereja, semua orang sangat terkejut karena mereka mengetahui latar belakang hidupku sebagai seorang preman. Situasi itu seolah-olah menunjukkan kepadaku bahwa ternyata selama ini reputasiku sangat buruk di mata masyarakat lingkunganku.
Januari 2005, seseorang yang mengenalku mengajak untuk mengikuti sebuah seminar bernama “Pria Sejati” dalam bentuk camp. Seminar yang berlangung selama 3 hari 2 malam itu membuat mataku rohaniku dibukakan dengan kebenaran-kebenaran Kristus. Orang-orang dalam acara tersebut terus berdoa dan menumpangkan tangannya untukku supaya dilepaskan dari jerat dosa. Disini aku mengakui ke banyak orang tentang semua kebejatan hidupku. Dan setelah itu aku merasa kutuk kegelapan itu telah dihancurkan dan aku mengalami perjumpaan dengan Kristus yang membimbingku mengetahui bahwa Ia telah mengasihiku begitu besarnya dan aku pun harus mengasihi sesamaku. Tidak berhenti dalam komunitas itu saja, aku pun beranikan diri untuk meminta maaf sebesar-besarnya kepada istri dan anak-anak atas semua kejahatanku selama ini. Aku berjanji menjadi pria sejati bagi keluarga ini.
Sejak pemulihan itu, aku terus berusaha untuk menjadi figur kepala keluarga yang baik, bahkan setiap hari selalu ada mezbah doa di dalam keluargaku. Aku juga setiap hari selalu berdoa dan menumpangkan tangan atas istri dan anak-anakku. Sepertinya hidupku penuh dengan rasa cinta kepada keluarga dan semua orang. Inilah yang telah lama hilang dari hidupku.
Sumber Kesaksian :Bpk. Ali Sadikin
Sumber Artikel :Jawaban.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar