Sumber Kesaksian: Eddy Lim (Jawaban.com) |
Megawati Lim (Istri Eddy): Begitu mendengar kabar suami saya, awalnya saya tidak bisa terima. Saya bilang, apa salah suami saya? Kenapa sih Tuhan? Saya juga ga jahat sama orang… Tapi banyak teman-teman seiman yang menguatkan, dan mengatakan bahwa pencobaan-pencobaan yang diberikan tidak melampaui kekuatan kita. Karena Tuhan punya maksud… Dan saya merasa waktu itu memang Tuhan menguatkan saya… Saya dioperasi di Singapura Akhirnya operasi kemudian dilakukan di Singapur untuk merekonstruksi tulang muka saya. Operasi yang dilakukan adalah dengan membuka kepala saya, tulang-tulangnya dibetulkan, dilem, engsel-engsel gigi juga… Pada akhirnya puji Tuhan operasi berjalan dengan baik dan luar biasa berjalan lancar. Selesainya operasi dan pengobatan di Singapur hanya 5 hari, tapi untuk berobat jalan beberapa hari. Sepuluh hari saya di Singapore dan kemudian balik lagi ke Indonesia, dan perawatan dirumah tinggal menghabiskan obat yang tersisa. Pada saat saya di Singapore kondisi badan saya lemah. Mata saya yang berfungsi cuma satu, dan satunya dibiarkan saja dan memakai biji mata palsu. Biji mata palsu dipakai supaya jangan orang melihat mata saya jadi ngeri, biji mata palsu itu harganya cukup mahal. Apalagi perawatannya, kalau kotor setahun sekali saya ganti yang baru karena sudah mulai kasar, maka akhirnya saya beli yang baru. Melalui peristiwa ini saya menyadari bahwa Tuhan tetap menolong hidup saya, dengan masih bisanya saya melihat. Kesehatan saya juga berangsur-angsur pulih dan semakin tambah baik. Di Singapore saya belum dikasih tahu kalau kondisi mata saya tidak dapat melihat lagi satunya. Bahkan istri saya bilang kalau misalnya jahitan matanya dibuka dan suami saya meronta tolong di kasih suntikan penenang saja, karena istri saya takut pada akhirnya saya ngamuk dan tidak bisa menerima kenyataan. Tapi setelah saya tahu bahwa saya buta, yang saya rasakan saat itu adalah saya bisa menerima. Saya langsung diingatkan Tuhan mengenai kisah Ayub yang menguatkan saya, karena Ayub saja yang mempunyai banyak penderitaan yang lebih berat saja bisa menerima segala sesuatunya. Jadi saya cuma mengucap syukur saja, Puji Tuhan karena selama ini saya sudah banyak menerima banyak hal dalam hidup saya. Selama berminggu-minggu dirawat di RS, baik di Jakarta maupun di Singapura, telah menghabiskan biaya sebanyak kurang lebih 500 juta rupiah. Namun di saat Eddy dan Mega bersatu berseru kepada Tuhan, keajaiban demi keajaiban terjadi. Setelah menjalani perawatan di Singapur, berangsur-angsur kesehatan Eddy dipulihkan Tuhan secara total. Saat ini, dampak dari kecelakaan itu tidak tampak pada diri Eddy. Bahkan Tuhan menambah-nambahkan hikmat dan kepandaian kepada Eddy dalam mengembangkan bisnisnya. Yang saya tahu kecelakaan ini malahan membuat saya memiliki kepintaran yang lebih lagi, mungkin karena saya mau menerima ini semua kejadian dengan mengucap syukur. Saya bersyukur karena saya masih dipercayakan satu mata, saya masih bisa pakai baju sendiri, bekerja dan berjalan sendiri,… Hal yang tidak mungkin, ketika menjadi mungkin, itulah yang namanya mukjizat… Tuhan dasyat dalam hidup saya, karena kecelakaan itu membawa sesuatu yang lebih berarti lagi bagi hidup saya… |
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28) |
Jumat, 25 November 2011
Kecelakan itu membuatku Berserah Total
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar