Sumber Kesaksian : Fritz Waroy
Sumber Artikel : Jawaban.com
Selama seminggu Fritz Waroy terapung-apung di tengah lautan. Kondisi badannya yang semakin melemah membuat dirinya hanya berserah kepada Tuhan.Sumber Artikel : Jawaban.com
Di tengah laut tidak ada gelombang dan daratan juga tidak terlihat. Semua hanya air saja. Gunung-gunung di Manokwari juga tidak terlihat sama sekali. Perahu motor kami mengalami kerusakan mesin karena kehabisan oli. Mulai hari Senin sampai hari Sabtu jam 12 kami masih tidak ada pertolongan. Kami merasakan sudah tidak ada harapan lagi satu minggu itu. Padahal keluarga besar kami sudah mencari kemana saja selama seminggu namun tidak berhasil menemukan.
Kami mengambil inisiatif untuk melepas pakaian dan menjahitnya menjadi sebuah layar. Ketika ada angin perahu kami dapat berjalan meskipun perlahan kami akhirnya sampai ke daratan. Selama seminggu itu kami tidak ada makanan sama sekali dan kehabisan air, kami hanya memakan rumput laut.
Pencobaan berikutnya datang
Ketika saya melayani makin hari makin tidak melihat. Pandangan saya kabur meskipun melihat jarak dekat seperti sudah tidak berfungsi lagi. Isteri saya katakan kemungkinan besar saya terkena katarak karena sering di laut dan terkena garam air laut. Semakin hari semakin kabur sampai akhirnya tidak bisa melihat lagi.
Setelah 12 tahun hidup dalam kebutaan, pergumulan Waroy akhirnya terjawab juga. Dari dana yang dikumpulkan oleh para jemaat gereja akhirnya Waroy mendapatkan kesempatan untuk dioperasi. Keterbatasan fasilitas medis, ketidak mampuan secara finansial dan kurangnya pengetahuan Waroy tentang penyakit katarak menyebabkan ia harus menderita kebutaan selama 12 tahun. Akhirnya doa-doa Waroy terjawab.
“Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” (Mazmur 55:22-23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar