“Dalam satu minggu kurang lebih 3-4 kali ‘main’ dengan perempuan. Pernah dalam satu hari tiga kali berhubungan intim dengan perempuan yang berbeda. Kalau dibilang Hyper sex, iya! Sampai saat ini wanita pelacur yang pernah tidur dengan saya lebih dari seribu,” ujar Iyus.
Tidak ada yang menyangka bahwa seorang pelajar sekolah Theologia yang bernama Iyus Ruswanta ternyata pernah melakukan hubungan sex dengan ratusan wanita. Bertubuh kecil dan berkulit hitam, itulah sosok Iyus Ruswanta yang juga pernah merenggut keperawanan enam orang perempuan. Bahkan ia sempat memaksa tiga orang pacarnya untuk melakukan aborsi.
Ajakan Dari Teman
Salah seorang teman Iyus pernah memberikan dia sebuah ajaran sesat dimana ia mengatakan bahwa jika Iyus berhasil meniduri tujuh orang perawan maka ia akan menjadi laki-laki yang memiliki aura – daya tarik terhadap wanita. Sebuah ajaran bodoh yang tidak masuk di akal namun diyakini benar oleh Iyus. Apa yang diucapkan oleh temannya itu terus terngiang dalam pikirannya dan ia pun mulai mencari korban perempuan untuk dijadikan mangsanya.
Pengalaman Seks Di Masa Kecil
Berzinah Dengan PSK Dan Jemaat Yang Dilayani
Dari usia remaja Iyus sudah mulai mengenal wanita malam dan ia sering kali berhubungan seks dengan mereka. Ratusan wanita sudah pernah melayani nafsu birahinya hingga saat ini. Bahkan ketika ia kuliah dengan jurusan Theologia di Jogyakarta Iyus sering berhubungan seks dengan para pelacur tanpa ada yang mengetahuinya. Iyus sempat terpilih menjadi salah satu dari sepuluh mahasiswa yang boleh melakukan khotbah di luar kota. Pertama kali pelayanan ia ditugaskan di kota Magelang. Tetapi tiga hari setelah itu Iyus malah jatuh lagi ke dosa perzinahan dengan salah satu jemaat yang ia layani. Dia adalah seorang janda dan Iyus berhubungan seks dengannya sebanyak lima kali di rumah janda tersebut. Perbuatannya itu pada akhirnya diketahui dan Iyus diskors selama satu tahun dari pelayanan.
Kepergok Ingin Memperkosa Teman Istri
Pada tanggal 14 Juli 1996 Iyus menikahi seorang wanita bernama Sri Hastuti. Awal pernikahan mereka memang berjalan dengan baik, tapi setelah mempunyai seorang anak satu tahun kemudian Iyus jatuh lagi ke dalam dosa seksual. Tanpa sepengetahuan istrinya ia sering mengunjugi tempat berkumpulnya para wanita malam.
Kelakuan Iyus setelah mempunyai istri ternyata tidak juga berubah menjadi baik. Ia pernah memaksa istrinya untuk mengintip seorang wanita yang sedang mandi sebelum mengajak Sri Hastuti untuk berhubungan intim.
Setelah saling melontarkan kata-kata kasar, Iyus pun mengusir istri dan anaknya keluar dari rumah. “Rasa sakit hati saya sudah tidak tertahan lagi. Waktu itu malam-malam jam 12 saya langsung kabur dari rumah,” ujar Sri Hastuti. “Saya sengaja berjalan di tengah jalan sambil menggendong anak saya. Bis-bis yang lewat mengklaksonin saya dan sopirnya mencaci maki saya. Padahal saya benar-benar ingin mati.”
Depresi Akibat Ditinggal Anak
Sri Hastuti Kembali Ke Rumah
Setelah 4 bulan berpisah dengan Iyus, Sri Hastuti memutuskan untuk kembali berkumpul dengan suaminya dan Iyus pun meminta maaf. Namun Iyus tetap bersenang-senang di atas penderitaan sang istri. Rasa sakit yang dialami Sri Hastuti membuat ia menolak kelahiran anak keduanya. Sering kali Sri Hastuti memukuli perutnya yang sudah mulai membesar. “Saya tolak itu dan saya pukuli perut saya. Kenapa mesti dikasih anak lagi? Saya sudah punya beban yang sangat berat,” ujar Sri Hastuti. Meskipun begitu, Iyus berusaha untuk menenangkan hati istrinya ketika melihat Sri Hastuti memukuli perutnya sendiri. Bayangan aborsi yang pernah dilakukan 3 kali kepada mantan pacarnya membuat Iyus takut dan merasa berdosa. Ia tidak ingin terjadi apa-apa pada anak yang sedang dikandung oleh Sri Hastuti. Dalam keadaan rumah tangga yang kacau-balau, Sri Hastuti memutuskan untuk melahirkan anak keduanya di Jawa. Satu setengah tahun lamanya Iyus berpisah dengan Sri Hastuti sebelum ia mengajak istrinya untuk tinggal satu rumah lagi. Setelah Sri Hastuti kembali, Iyus berjanji akan memulai lembaran baru dengan sang istri. Namun ternyata janji itu tidak dipenuhinya.
Rasa Benci Sang Istri Memuncak Setelah Dihajar Iyus
Rumah Tangga Semakin Rusak
Hari-hari selanjutnya Sri Hastuti semakin tersiksa dengan perilaku Iyus. Setiap kali hendak melakukan hubungan badan, Iyus selalu mengajak istrinya menonton film porno. “Batin saya menjerit, rasa kebencian saya sebenarnya sudah membuat saya ingin menolak,” ujar Sri Hastuti.
“Saya tidak bangga melakukannya. Saya malu. Saya sudah berusaha untuk menghentikan dan melawannya. Namun saya tidak mampu. Sudah seperti menjadi jiwa saya bahwa Iyus itu penjinah,” ujar Iyus. Semakin sering Iyus menyesali perbuatannya dan berusaha dengan kekuatannya sendiri untuk keluar dari cengkeraman dosa seksual, semakin dalam ia terperangkap dalam dosa ini. “Saya sudah benci kepada dosa-dosa saya. Saya lebih jorok dari sampah. Najis dan kotor sekali. Hidup saya memalukan,” ujar Iyus. Setiap hari tidak pernah Iyus rasakan kedamaian yang sejati dalam hidupnya. Ia mulai merasakan jenuh dengan keadaan hidup yang seperti itu dan berniat untuk berubah. Iyus benar-benar merasakan kerinduan yang kuat untuk bisa berubah dan sadar bahwa satu-satunya orang yang bisa melakukan perubahan itu adalah dirinya sendiri. Sementara itu pengharapan dan doa Sri Hastuti tidak pernah terhenti. “Saya berdoa pasti Tuhan akan mengubahkan hidup saya. Tidak mungkin selalu seperti ini terus. Walaupun suami saya seperti itu, tetapi saya punya Tuhan yang menguatkan saya. Dan banyak saudara-saudara saya yang Tuhan pakai untuk mengasihi saya,” ujar Sri Hastuti.
Hidup Iyus Dipulihkan
“Sambil menangis saya sadar, bahwa Tuhan benar, Tuhan memanggil saya untuk jadi seorang suami dan kepala dalam rumah tangga saya. Seharusnya saya mendatangkan berkat bagi anak-anak dan istri saya. Saya sangat berdosa sekali di hadapan Tuhan. Saya sangat menyesal dengan apa yang pernah saya lakukan. Kalau hidup saya bisa diulang dari awal, saya tidak ingin hidup seperti yang telah saya jalani,” ujar Iyus.
“Sampai saat ini dia tunjukkan benar pertobatannya, Iyus sudah tidak merokok lagi, tidak judi lagi, tidak mabok, dan tidak main perempuan. Saya bersyukur saat ini suami saya dipulihkan dan keluarga kami pun dipulihkan,” ujar Sri Hastuti.
“Ini kuncinya, untuk kuat menghadapi godaan seksual kita harus membangun hubungan yang kuat secara terus menerus dengan Tuhan. Itu sudah saya buktikan dalam hidup saya,” ujar Iyus. “Keluarga saya bahagia, istri saya bahagia, anak-anak saya bahagia. Kehidupan rumah tangga kami sungguh damai. Saya tahu dihadapan Tuhan saya adalah ciptaan yang baru.” (Kisah ini telah ditayangkan 6 Agustus 2007 dalam acara Solusi di SCTV).
Sumber Artikel :Jawaban.com Sumber Kesaksian :Iyus Ruswanta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar