Pada tahun 1980 Sulaiman terlibat penganiayaan seorang pengusaha dari Medan. Karena diselimuti rasa takut dan berniat untuk menghilangkan jejaknya, Sulaiman pun lari ke Jakarta dari Sumatera Utara. Sesampainya di Jakarta Sulaiman bertemu dengan seorang gadis di gereja dan ia suka kepadanya. Hubungan mereka semakin dekat dan mereka pun sepakat untuk membawa hubungan tersebut ke dalam pernikahan yang resmi. Akan tetapi keberuntungan tidak memihak kepada Sulaiman sejauh itu. Pihak keluarga dari perempuan tidak setuju karena melihat latar belakang Sulaiman yang tidak jelas.
Akibat membawa lari kekasihnya dan tinggal di rumah seorang penatua gereja, Sulaiman menerima surat panggilan dari pihak kepolisian. Ia dituduh telah melanggar KUHP pasal 332. Yaitu tentang kawin lari. Sulaiman pun disidang pada tahun 1983 dan harus mendekam selama 2 tahun di dalam sel lembaga permasyarakatan kelas 1 Cipinang, Jakarta.
Bertemu Pinta Sesudah Dibebaskan Dari Penjara
Pertemuan Sulaiman dengan Pinta ternyata menciptakan sebuah rasa ketertarikan dalam diri mereka. Hari-hari selanjutnya Sulaiman gunakan untuk melakukan pendekatan kepada Pinta. Cinta Sulaiman tidak bertepuk sebelah tangan. Pinta menerima dirinya untuk menjalin hubungan kasih. Namun sebelum hubungan mereka berlanjut ke jenjang pernikahan, Pinta sudah hamil terlebih dulu akibat cara berpacaran mereka yang terlewat batas. Pernikahan yang awalnya ditentang oleh orang tua pun akhirnya terpaksa dilaksanakan. Mereka menikah di daerah Tanah Karo, kecamatan Munte dan tinggal bersama orang tua Sulaiman.
Perjalanan Karir Sulaiman Menuju Puncak Keberhasilan
Sulaiman bekerja sebagai seorang sopir angkot ketika ia baru menikah dengan Pinta. Tidak pernah ia sangka bahwa wanita janda pemilik mobil angkotnya ternyata menaruh hati kepada Sulaiman. Dengan keputusan bulat Sulaiman meninggalkan pekerjaannya dan mencari pekerjaan yang lain. Ia memberanikan diri membuka usaha bengkel sepeda motor dan tambal ban. Pada waktu itu istrinya sedang mengandung anak mereka yang pertama.
Awal Perselingkuhan Terjadi
Pada suatu hari, seorang karyawan hotel melapor kepada Sulaiman bahwa ada seorang gadis yang tidak mau keluar dari kamar, padahal ia tidak mempunyai uang lagi untuk membayar biaya sewa kamar hotel. Gadis berumur 18 tahun itu pun dibawa ke ruangan Sulaiman. “Dia ditinggal di hotel bersama seorang pengusaha di Medan. Dia mengutarakan bahwa dia lari dari rumah,” cerita Sulaiman. Bujuk rayu iblis mulai merasuki pikiran Sulaiman. Ia mengajak wanita itu pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Sulaiman bercerita kepada istrinya bahwa gadis itu adalah seorang anak yang hendak dijual oleh orang tuanya. Pinta pun percaya dan setuju untuk memelihara anak itu sebagai anak angkat. Akan tetapi tanpa sepengetahuan Pinta, Sulaiman berselingkuh dengan gadis itu. “Jadi setiap kali saya hendak berhubungan intim, saya ajak dia keluar. Dia itu pemuas nafsu saya yang sebenarnya,” ujar Sulaiman. “Istri saya juga cukup memuaskan, tetapi seperti makan daun ubi kadang-kadang ingin makan daun kangkung juga.”
Terlibat Dengan Pergaulan Malam
Tahun 1993 merupakan tahun kelimpahan dalam hidup Sulaiman. Ia sukses membuat hotel yang dikelolanya mengeruk banyak keuntungan. Mulai dari mobil, uang dan kartu nama untuk pemotongan 30% di seluruh diskotik di kota Medan ia dapati. Namun kekayaan tersebut malah membuatnya hidup jauh dari Tuhan. Hampir setiap malam Sulaiman keluar masuk diskotik, minum minuman keras, mengonsumsi inex dan ganja. Kehidupan yang mewah ternyata malah membuat efek buruk dalam diri Sulaiman. “Saya gampang emosi, temperamen saya sangat tinggi. Saya selalu menyepelekan orang lain, sombong dan pikiran saya hanya uang-uang dan uang saja,” ujar Sulaiman. “Sejak saya mengenal diskotik, saya jadi sering pulang malam dan dalam keadaan mabuk. Kalau sudah begitu istri saya selalu menjadi sasaran kemarahan saya.” Sampai istrinya melahirkan anak yang kedua, perilaku Sulaiman tidak juga berubah.
Menghamili Seorang Wanita Penyanyi Pub
Menceraikan Istri Muda Demi Seorang Janda Kaya
Kehidupan Sulaiman semakin hancur dan liar. Kini ia memiliki 2 istri dan masih berselingkuh dengan seorang janda kaya. Janda inilah yang sering memberi uang banyak kepada Sulaiman. Anak-anak dan istrinya ditelantarkan begitu saja. Pada tahun 2000 Sulaiman menceraikan istri mudanya namun tetap menjalin hubungan serius dan intim dengan si janda kaya. Menurut Sulaiman janda itu banyak mendukung dan sangat perhatian kepadanya. Pinta pun kembali ke kampung halamannya setelah kabur dan menginap di rumah sahabatnya selama beberapa hari.
Sulaiman Sakit Parah
Memasuki bulan Juni 2002 Sulaiman jatuh sakit dan ia langsung dilarikan ke rumah sakit karena muntah darah. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata penyakitnya cukup parah dan komplikasi sehingga ia harus lama dirawat. Karena sering meminum minuman keras, keluar malam dan mengonsumsi obat-obatan, kini tubuh Sulaiman harus menanggung akibatnya.
Setelah pulang ke rumah – tubuh Sulaiman masih dalam kondisi lemah, sejak saat itulah ia bergantung penuh pada obat. Sulaiman pulang dari rumah sakit bersama si janda kaya. Karena paksaan dari saudara Sulaiman, Pinta yang tadinya berniat untuk tidak mau menemui Sulaiman lagi akhirnya datang menjenguk suaminya. Kembali ia melihat keberadaan si janda kaya di samping tempat tidur Sulaiman. Dengan hati yang hancur ia memaksakan diri untuk bisa berada di dekat Sulaiman pada waktu itu.
Kembali Masuk Ke Persekutuan Gereja
Tahun 2003 Sulaiman dibaptis dan mulai rajin datang ke gereja. Dua tahun kemudian orang tuanya meninggal. Janda kaya itu datang lagi pada waktu pemakaman. “Di situlah terakhir saya ketemu dengan dia,” ujar Sulaiman. “Saya tidak mau lagi berbagi hidup dengannya. Saya sudah lelah. Dan saya putuskan saat itu juga bahwa tidak akan memberi kesempatan kepadanya lagi. Saya ingin benar-benar ada di dalam Tuhan.”
Di sana Pinta menangis dan dipeluk oleh Sulaiman. Ia juga mengampuni perbuatan suaminya. Setelah itu mereka berdua melaksanakan peneguhan nikah kembali. Dan itu membawa dampak kepada kehidupan keluarga mereka. Sifat kasar Sulaiman sudah hilang sama sekali dan ia semakin mencintai istri dan anak-anaknya. “Saat ini saya benar-benar merasa bersyukur kepada Tuhan Yesus. Keluarga yang saya miliki sekarang benar-benar bahagia oleh karena pertolongan-Nya,” ujar Sulaiman menutup kesaksiannya. (Kisah ini sudah ditayangkan 12 November 2007 dalam acara Solusi di SCTV).
Sumber Artikel :Jawaban.com
Sumber Kesaksian :Sulaiman T. Depari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar