Selasa, 10 Juli 2012

~ KESAKSIAN TOMMY SIHOTANG: "ANAK PEDAGANG SAYUR MENJADI PENGACARA HEBAT" ~ Tommy bersaksi bahwa kehidupan yang sekarang sedang ia jalani adalah sesuatu yang bahkan tidak pernah ia mimpikan karena semasa kecilnya ia harus hidup dengan biaya pas-pasan. Orangtuanya adalah pedagang kecil. Mereka berdagang hasil bumi seperti bawang, cabai dan sayur-sayuran. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sekeluarga, Tommy dan ibunya setiap pagi harus pergi ke pasar induk Kramat Jati untuk mengambil bahan-bahan dagangan mereka dan dijual. Mereka harus naik sebuah mobil bak kecil setiap jam 4 pagi. Pada saat itu Ia berpikir bahwa mereka tidak boleh seperti ini terus. Ia harus membuat perubahan dalam kehidupan ekonomi mereka. Setelah lulus SD, Tommy tidak sekolah selama 2 tahun. Ia menjadi makhluk ekonomi yang berjualan es, Koran, permen dan bahkan ia menkadi pemecah batu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Sesulit apapun situasi perekonomian keluarga pada saat itu, tetapi orangtua Tommy tetap menganggap bahwa sekolah adalah hal yang penting. Perlahan tapi pasti Tommy melanjutkan sekolahnya SMP dan SMU. Kemudian karena kerja kerasnya ia berhasil masuk di perguruan tinggi. Pada tahun kedua ia kuliah, ia diajak temannya untuk bekerja di kantor pengacara. Awalnya ia tidak tahu apa itu pengacara. Yang ia tahu bahwa kalau ia bekerja maka ia akan mendapat uang. Ia bekerja di Firma Hukum Maruli Simorangkir dan menjadi asisten pengacara. Tetapi disana ia melakukan semua pekerjaan. Termasuk pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh Office Boy, misalnya bayar tagihan telepon, tagihan listrik, beli Koran sampai menyuguhkan minuman pada tamu. Bahkan sampai membetulkan genteng yang bocor. Ia lakukan semua dengan sukacita. Ia harus bekerja disana sampai jam 5 dan harus ke kampus sepulang kerja. Tanpa ia sadari sebenarnya ia sedang mempelajari praktek hukum yang sebenarnya disana yang tertanam sampai sekarang. Sampai pada suatu saat ia melihat kerjaan diatas meja yang tidak berhubungan dengan hukum, misalnua seperti surat tawaran, dll. Ia akhirnya berinisiatif untuk membuat surat itu dan diperbolehkan oleh bosnya saat itu. Beberapa tahun ia bekerja disana dan mendapat pengajaran yang luar biasa dari kantor itu. Menurut Maruli ia adalah orang yang tekun. Tekun dalam pekerjaan dan sekolah. Ia mengalami kemajuan yang luar biasa dalam percaya diri. Akhirnya ia pada tahun 1988 ia mengundurkan diri dan mendirikan firma sendiri yaitu Tommy Sihotang&Partners. Menjadi kaya adalah pilihan. Menjadi miskin juga adalah pilihan. Setelah ia mengalami masa kecil yang tidak enak. Ia mulai bangkit dan maju untuk memperbaiki keadaan perekonomian. Sejak saat itu ia dipercayakan untuk menangani kasus-kasus besar dan namanya mulai sejajar dengan para pengacara-pengacara besar yang sudah ada. Menurut Tommy untuk keluar dari kemiskinan, kita harus melakukan suatu terobosan dalam hidup. Dan terobosan itu hanya kita bisa lakukan bersama Tuhan Yesus. Tommy Sihotang sudah berhasil melewati semua lingkaran kemiskinan yang membelenggunya dan keluarganya. Ia keluar menjadi pemenang. Dan semua itu berkat Tuhan Yesus yang sudah sangat baik dalam hidupnya. “Ingat selalu, lihat dan kecaplah betapa baiknya Tuhan itu” ujar Tommy menutup kesaksiannya. TUHAN YESUS Mengasihi, Memberkati & Menyertai Anda selalu... [ Sumber: Tommy Sihotang ]

1 komentar:

  1. Terima kasih Pak Tommy. Suatu kesaksian hidup yang luar biasa. Tuhan Yesus memberkati...

    BalasHapus