Selasa, 10 Juli 2012

~ KESAKSIAN HANS WANAGHI: "BINTANG FILM LAGA YANG TERPURUK KARENA JUDI" ~ Kecintaannya pada ilmu bela diri mengantarkan Hans Wanaghi masuk kedunia film laga. Hal ini awalnya hanyalah sebuah mimpi baginya yang hanyalah anak dari daerah dan keluarga sederhana. “Dari nonton-nonton film ini (film laga), timbul keinginan, ‘Saya kan punya kemampuan bela diri, kenapa ngga sekalian aja jadi pemainnya.’ Tapi hanya sebatas impian, karena saya merasa saya di daerah.” Impian itu terus bertumbuh di hati Hans, hingga suatu hari sebuah kejadian membuat masa depannya seakan telah hancur. “Papa saya meninggal, perekonomian keluarga kami hancur. Disitu timbul tekad, suatu hari nanti saya harus merubah keadaan perekonomian keluarga.” Hans yang akhirnya melanjutkan SMA-nya di Jakarta semakin memperkuat tekadnya untuk menjadi populer dan sukses. Apa lagi ketika ia menyaksikan beberapa teman sekolahnya yang berhasil menjadi artis, impiannya mulai menyala kembali. Suatu hari pintu kesempatan terbuka baginya, ia pun menyambarnya. “Pada saat itu pemilihan “Abang None Jakarta,” saya coba ikuti. Kebetulan saya mendapat predikat sebagai salah satu abang Jakarta di tahun 83. Disitu, ada salah satu none yang sudah sering ikut drama-drama di televisi. Saya diajak dan di casting lalu diterima. Karena saya baru, jadi dikasih peran figuran untuk coba dulu. Disitulah awal karir saya hingga ke layar lebar.” Jalan menjadi seorang bintang sudah terbuka lebar di depan Hans. Tidak hanya ketenaran, uang pun mengalir dengan deras ke kantongnya. Namun hal tersebut membuatnya lupa diri dan jatuh dalam dunia seks bebas. “Saat saya ditawarkan menjadi pemeran utama di sebuah film kolosal, disitulah saya baru merasa inilah dunia saya. Saya semakin populer dan terlena. Saya lagi istirahat shooting, tiba-tiba ada yang mengetok pintu. Pada saat itulah terjadi hubungan suami istri.” Bergonta-ganti wanita adalah hal biasa bagi Hans, bahkan dirinya sama sekali tidak merasakan bahwa apa yang telah dilakukannya adalah sesuatu yang salah. Hati Hans semakin melambung saat ia sudah berhasil mendirikan rumah produksi sendiri dan bisa membeli mobil dan rumah mewah. Namun harta telah membutakan mata hatinya, Hans malah terperosok dalam perjudian. “Dipuncak kesuksesan saya itu, disitu tidak membuat saya bersyukur. Malah saya jatuh dalam perjudian. Memang awalnya membuahkan hasil, sepertinya gampang sekali. Selama masih ada uang ditangan, saya akan terus pergunakan untuk judi.” Namun malang tak dapat ditolak, kekalahan membuat Hans kehilangan semua hartanya. “Saya mengalami putus asa, saya sempat stag. Pada saat itu saya baru menyadari bahwa selama ini saya telah menyia-nyiakan apa yang saya miliki.” Hans mencoba bangkit, ia mulai melamar pekerjaan ke berbagai tempat namun hal itu bukanlah sesuatu yang mudah. Penolakan demi penolakan ia terima. Hans akhirnya memulai usaha air minum gallon. “Saya dulu direktur, namun kini saya angkat-angkat gallon sendiri. Saat itu sebenarnya hati kecil saya menangis.” Sepertinya Tuhan tidak ingin membiarkan Hans terus meratapi nasibnya. Seorang teman datang dan mengajaknya untuk mengikuti sebuah camp khusus pria. “Sesi demi sesi saya ikuti, hingga pada malam harinya ketika pembicara mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada dalam hidup ini bukanlah milik kita, semua titipan dari Tuhan. Disitu hati saya mulai tersentuh, saya merasa kalau saya sendiri adalah milik Tuhan, masakah saya menyia-nyiakan hidup saya. Disitu saya merasa kelegaan, saya merasa Tuhan Yesus begitu baik. Saya yang tidak bisa bertanggung jawab terhadap berkat yang Tuhan berikan, tapi Tuhan tetap mengasihi saya. Masih mau menyadarkan saya, masih mau menerima saya kembali.” Sejak saat itu, Hans mengambil keputusan untuk meninggalkan dosa-dosanya dan bersungguh-sungguh hidup untuk Tuhan. “Saya baru menyadari bahwa saya ini bukan apa-apa. Popularitas dan materi yang pernah saya miliki ternyata tidak bisa membantu saya, tidak bisa mengangkat saya kembali. Hal itu membuat ambisi saya untuk kembali ke profesi saya yang dulu hilang. Jika saya bandingkan, saya kini jauh merasakan ketenangan. Kedamaian yang saya rasakan yang berasal dari Tuhan Yesus.” TUHAN YESUS Mengasihi, Memberkati & Menyertai Anda selalu... [ Sumber: Hans Wanaghi ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar